tragedi perang sampit 2001

2024-05-14


Dalam insiden dini hari 18 Februari 2001 itu—tepat hari ini 17 tahun lalu—empat penghuni rumah tewas. Serangan itu pun menuai balas dendam dari sekelompok warga Madura. Mereka mendatangi rumah seorang Dayak bernama Timil yang diduga menyembunyikan salah satu pelaku penyerangan.

4.000-5.000 in Central Kalimantan. Casualties and losses. 188 killed. 500-1.000 killed [1] [2] 100-700 beheaded [3] 100.000-250.000 displaced [4] 6 killed [5] The Sampit conflict, Sampit war or Sampit riots [6] was an outbreak of inter-ethnic violence in Indonesia, beginning in February 2001 and lasting through the year.

KOMPAS.com - Konflik Sampit yang terjadi pada Februari 2001 silam menjadi catatan kelabu bagi sejarah Indonesia. Sebanyak 600 orang dilaporkan tewas akibat kerusuhan di Sampit yang merupakan ibu kota Kabupaten Kotawaringin Timur, Provinsi Kalimantan Tengah.

Diberitakan Harian Kompas, 19 Februari 2001, pada hari Minggu, 18 Februari 2001, pukul 01.00, 6 orang tewas, 12 rumah hangus dibakar, dan puluhan ternak mati dalam kerusuhan di Sampit, ibu kota Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah (Kalteng). Dari 6 orang yang tewas itu, lima di antaranya pendatang.

Konflik tersebut pecah pada 18 Februari 2001 ketika dua warga Madura diserang oleh sejumlah warga Dayak. Konflik ini mengakibatkan lebih dari 500 kematian, dengan lebih dari 100.000 warga Madura kehilangan tempat tinggal di Kalimantan.

Yg belum liat video diculikk dann dibelah perutnya videonya di bawah ini👇https://youtu.be/SEqt9W1g43E

KOMPAS.com - Konflik Sampit adalah kerusuhan antaretnis yang terjadi di Sampit pada awal Februari 2001. Konflik ini dimulai di kota Sampit, Kalimantan Tengah yang kemudian meluas ke seluruh provinsi, termasuk ibu kota Palangka Raya. Konflik ini terjadi antara suku Dayak asli dan warga migran Madura.

KOMPAS.com - Konflik Sampit merupakan salah satu peristiwa berdarah yang terjadi pada tahun 2001 silam. Kerusuhan tersebut terjadi di Sampit yang berstatus sebagai Ibu Kota Kabupaten Kotawaringin Timur, Provinsi Kalimantan Tengah. Akibat dari konflik Sampit, sebanyak 600 orang lebih dilaporkan meningga dunia.

TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu akar masalah utama di balik tragedi Kerusuhan Sampit adalah persaingan atas sumber daya alam dan tanah antara suku Dayak yang merupakan penduduk asli Kalimantan dengan para imigran suku Madura yang datang ke daerah tersebut untuk mencari penghidupan baru.

Tugu Perdamaian Dayak-Madura menjadi penanda berakhirnya konflik Sampit 2001. Sumber: kataomed.com. Dampak yang paling terlihat dari Perang Sampit adalah jumlah korbannya yang menurut catatan Garry Van Klinken mencapai kurang lebih 1.500 orang, sebagian besarnya adalah orang Madura.

Peta Situs